Laman

Jumat, 07 Januari 2011

Teks Drama "LOVELY LIVELY"

LOVELY LIVELY
Karya: Danang W. Puspito



BABAK I

            Di tepi pantai, dengan aroma khas laut di pagi hari yang cerah. Terlihat dua orang sedang bermain. Dengan sepeda yang diletakkan di samping pohon, dan sepatu yang diletakkan berserakan di atas pasir putih.

Lively              : Hmmmm,,, akhirnya aku bisa menikmati lagi aroma khas laut seperti ini. (MEMBENTANGKAN TANGAN DI TEPI LAUT).
Fadhal           : Makanya rajin belajar jadi kamu gag kena hukuman sama bapak kamu. Pasti gag enak kan gag boleh keluar rumah 1 minggu ini. Pasti kangen juga gag bisa ke pantai ama aku.
Lively              : Yeee,,, ne anak Pede banget sih. Kangen gag ada sahabatku ini yang aku jailin, trus mau jadi pendengar setia aku. (MENJITAK KEPALA FADHAL).
Fadhal           : Dasar radio rusak yang cerewet abis ini nyebelin banget sih,,,,
Lively              : Kamu sih gag mau ngerjain tugas aku kemarin, kan jadi aku dimarahin Pak Joko. Trus dasar guru ember eh laporan ke bapak aku. Huh, sebel deh!
Fadhal           : Kamu juga bandel, kalo diajak belajar bareng pasti kamu gag pernah konsen. Baru belajar bentar udah minta main ke pantai. Kapan pinternya non? Ujian udah deket loh,,,
Lively              : Baru deket juga, belum ujian jadi santé aja deh! (DENGAN GAYA SOK PINTAR)
Fadhal           : Huuuu, dasar ne anak dari kecil gag berubah bandelnya.
Lively              : (DUDUK DI PASIR) Hah,,, kamu tau aku jadi bandel gini kenapa kan? Coba kalo bapak perhatian ama aku. Coba kalo ibu masih ada?
Fadhal           : Hey Liv,,, gag boleh bilang gito. Semua sayang en perhatian ama kamu kug. Kan ada aku. Kamu kalo ada apa-apa kan bisa bilang ama aku. Kita temenan kan dah dari kita kecil Liv.
Lively              : Thanx ya Dhal, kamu emang sahabat terbaikku.
Fadhal           : (MELIHAT JAM TANGANNYA) Eh udah jam setengah 7 nih, ayo pake sepatu kamu, kita berangkat sekolah.
Lively              : Ntar dulu ah,,
Fadhal           : Dasar bandel! Ayo berangkat,,,nanti pulang sekolah kita kesini lagi. (MENARIK LIVELY)
Lively              : Bener ya,,,
            Mereka pun berangkat ke sekolah dengan mengayuh sepedanya. Mereka berangkat sekolah selalu melewati pantai, karena mereka tinggal di daerah pesisir pantai.

BABAK II

            Di rumah Fadhal yang membuka rumah makan dan selalu ramai oleh pengunjung baik wisatawan maupun warga sekitar. Rumah makan terbesar di desanya. Sehingga keluarga Fadhal selalu sibuk baik bapak, ibu, kakak perempuannya, dan beberapa pegawai yang berada di rumah makan. Terkadang jika Fadhal sedang tidak sibuk belajar, dia membantu di rumah makan atau membantu pekerjaan rumah. Rumah Fadhal dan Lively sebelahan, jadi tak heran seperti sore ini Lively sudah ada di rumah Fadhal.

Lively              : Tumben rumah kamu sepi Dhal?
Fadhal           : Iya semua sedang keluar, ada acara ke kota katanya. Jadi aku jaga warung sama pekerja lainnya neh, lagian sore warung juga sepi. (SAMBIL MEMBERESKAN BARANG-BARANG DI SEKITAR KASIR)
Lively              : Aku bosan neh,,, (DUDUK DI KURSI DAN MEMAINKAN BARANG YANG ADA DI MEJA)
Fadhal           : Trus,,, (TANPA MEMANDANG LIVELY)
Lively              : Maen ke pantai yux,,,
Fadhal           : Kamu tau ndiri aku lagi jaga nih,, jadi gag bisa ke pantai.
Lively              : Huwf,,,,

            Tiba-tiba pintu terbuka, datang seorang pengunjung yang mengagetkan Lively yang sedang tiduran di kursi meja pengunjung.
Chova                        : Permisi,,,
Fadhal           : Selamat datang,, (SENYUM RAMAH)
Lively              : Selamat datang di rumah makan SEDAP,,, (KAGET DAN MELIHAT SOSOK CHOVA TANPA KEDIP KARENA DIA TERKESIMA DENGAN PENAMPILAN CHOVA YANG BERBEDA DENGAN ORANG DI SEKITARNYA)
Fadhal           : (MEMBERI KODE KEPADA LIVELY UNTUK LEBIH SOPAN) Maaf Mas, mau pesan apa?
Chova            : Maaf, saya mau bertanya apakah rumah makan ini hotspot area?
Lively              : Oh, mau pesen yang hot-hot maksudnya yang panas-panas ya? Disini tersedia berbagai minuman panas ataupun dingin dan macam-macam makanan tersedia lengkap kug. (DENGAN TINGKAH SOK TAHU MENJELASKAN)
Lively memang agak lemot berbeda dengan Fadhal yang cerdas dan paling pintar di sekolahannya. Apalagi mereka hidup di desa dan agak tertinggal dengan kecanggihan teknologi zaman jadi Lively tidak mengerti yang dimaksud Chova sang pengunjung.
Fadhal           : Huss,, Liv ngarang kamu bukan itu yang dia maksud.
Fadhal           : Maaf Mas, apa tadi ya? Hotspot?
Chova            : Iya apa tempat ini hotspot area? Maksudnya bisa koneksi dengan internet? Karena saya dari tadi mencari warnet dan tempat hotspot area tapi tidak ada.
Fadhal           : Oh,,, area koneksi internet? Maaf, disini tidak ada jaringan internet mas. Untuk mencari sinyal hp juga masih agak susah. Mas wisatawan atau orang baru ya?
Lively              : Fadhal apa itu seh hot hot pop itu? Makanan? (BERBISIK KEPADA FADHAL TAPI TERDENGAR CHOVA, TETAPI FADHAL TAK MENJAWABNYA).
Chova            : (TERSENYUM GELI). Iya saya baru pindah hari ini. Saya tinggal bersama kakek dan nenek saya di ujung jalan.
Fadhal           : Oh, kamu cucu kakek Supardi ya?
Chova                        : Iya, kenalkan saya Chova.
Fadhal           : Aku Fadhal dan ini Lively. Terlihat dengan gaya kamu yang nyentrik pasti kamu bukan asli orang sini.
Lively              : Hey,,,, Eh, apa itu tadi hot hot pop? Kayak nama permen yang di TV aja sih,,
Chova            : Bukan makanan tetapi area untuk koneksi dengan internet.
Lively              : Oh,,, (TETEP GAG MUDENG)
Fadhal           : Oh iya, mau pesen apa?
Chova            : Pesen yang paling khas makanan daerah sini aja.

            Semenjak perkenalan hari itu. Mereka bertiga menjadi teman yang baik dan satu sekolah. Sekarang mereka selalu pergi bermain, belajar, apapun bersama. Tidak seperti dulu lagi hanya Lively dan Fadhal, tetapi sekarang ada Chova dengan gayanya yang nyentrik.


BABAK III

            Di tepi pantai, sore hari mereka bermain di pantai untuk melepas lelah.

Lively              : Tau gag sih aku suka banget ama pantai loh Chov,, aku ama Fadhal hampir tiap hari selalu ke pantai.
Fadhal           : Iya nurutin radio rusak yang satu ini, kalo gag diturutin wah bisa ngamuk-ngamuk jadi nenek lampir deh.
Lively              : (MENCUBIT FADHAL) Apaan sih?? Kamu itu gito deh, jadi selama ini gag ikhlas neh,,,
Fadhal           : Ikhlas kug,,, Eh, Chov apa di kota sana kamu sering ke pantai?
Chova            : Gag pernah. Di kota gag ada pantai, adanya cuman kebisingan, beda banget ama suasana disini yang tenang.
Lively              : Emang enak kan disini. Trus kenapa ortu kamu gag ikut pindah kesini aja?
Chova            : Haahhh,, orang tuaku meninggal kecelakaan, makanya sekarang aku tinggal ama kakek nenek karena tinggal mereka kerabat aku Liv.
Lively              : Maaf Chov,,,
Chova                        : Gag apa-apa kug,,
Fadhal           : Eh, besok ada acara di tepi pantai loh, biasa warga sini membuat syukuran dan berkumpul. Besok kita datang ya?
Chova                        : Oke deh, aku ngikut aja.
Fadhal           : Eh,, berenang yux…
Chova                        : Oke
Lively              : Ayo ayo ayo,,,
            Mereka pun asyik bermain air di pantai. Persahabatan yang mereka jalinpun semakin erat antara Lively, Fadhal, dan Chova.

BABAK VI

            Di kamar Fadhal, Chova sedang bermain di kamar bersama Fadhal. Dan dari kamar Fadhal mereka juga tetap bisa mengobrol dengan Lively, karena kamar Fadhal dan Lively bersebelahan dan sama-sama di lantai dua. Terlihat dari kamar Fadhal, Lively sedang bingung memilih baju yang akan dia pakai acara nanti malam. Lively terlihat bimbang.

Fadhal           : Wooii,, Liv bingung banget sih kayaknya?
Lively              : Iya neh, bantuin milih dunk. Bagus baju bunga-bunga warna ungu ini atau motif bunga warna pink?
Fadhal           : Emmm, bagus yang warna ungu. Kamu kan juga suka warna ungu.
Lively              : (MENEMPELKAN BAJU MOTIF BUNGA WARNA UNGU ITU KE BADANNYA DAN DIA MENGACA, TERLIHAT MASIH BINGUNG)
Chova            : Bagus yang motif bunga warna pink deh kayaknya di kamu.
Lively              : (MEMANDANG CHOVA DAN TERSENYUM) Iya deh, aku pake yang warna pink.
Fadhal           : (MELIHAT PANDANGAN MATA CHOVA DAN LIVELY, MERASA CEMBURU)
            Terlihat ada yang berbeda dari Chova dan Lively, Fadhal pun merasa cemburu entah cemburu sebagai teman atau ada perasaan lain. Dia merasa, sekarang Lively lebih menurut perkataan Chova dibandingkan dirinya yang telah lama dan terlebih dahulu mengenal Lively lama. Malam harinya Lively, Fadhal, dan Chova berangkat bersama ke tepi pantai. Mereka janjian ketemu di depan rumah Lively.

Chova                        : Kamu terlihat cantik Liv,,
Lively              : Makasih.
Fadhal           : Ayo kita berangkat sekarang, nanti acara keburu mulai loh.
Lively              : OK
            Sesampainya di tepi pantai, sudah banyak orang. Disitu ada berbagai macam penjual makanan, permainan, dll seperti pasar malam. Lively bertemu dengan Dinda, sahabat perempuannya di sekolah. Mereka asyik mengobrol. Sedangkan Fadhal dan Chova mengobrol sambil memandang ke arah yang sama yaitu Lively.

Chova            : Dhal, aku mau tanya ama kamu. Tapi sorry kalo ini agak pribadi.
Fadhal           : Iya Chov, apa? (TANPA MEMANDANG CHOVA, TETAP MENGAMATI LIVELY DARI JAUH YANG SEDANG MENGOBROL DENGAN DINDA)
Chova                        : Apa kamu menyukai Lively?
Fadhal           : (MENATAP CHOVA BINGUNG) maksud kamu? Suka? Jelas aku menyukai Lively, dia sahabat aku.
Chova            : Maksud aku suka dalam arti mencintai, bukan sebagai sahabat. Ya gitouah, kamu pasti tau maksud aku kan?
Fadhal           : Aku menyukai dia sebagai sahabat, mencintai dan menyayangi dia sebagai sahabat dan adikku. Aku merasa harus bertanggung jawab menjaga dia karena aku menyayangi dia.
Chova                        : Oh,,
Fadhal           : Kamu mencintai dia kan? Aku tau dari pandangan mata kamu ke Lively. Nyatakanlah ke Lively, tapi ingat jaga dia baik-baik jangan sampe buat dia menangis. Kalo sampai kamu buat dia menangis aku yang akan membalasmu (SAMBIL TERSENYUM YANG TERLIHAT DIPAKSAKAN)
Chova            : Thanks Dhal. Aku pasti akan jaga dia baik-baik. Oke aku ke Lively dulu. (MENUJU ARAH KE LIVELY)
Fadhal           : (SEDIH, SAKIT HATI, TAPI DIA HANYA BISA DIAM DAN TERUS MENGAMATI LIVELY DAN CHOVA).
            Chova menghampiri Lively yang sedang mengobrol dengan Dinda.
Chova                        : Hey,,
Lively              : Eh,, Fadhal mana?
Fadhal           : Itu disana, katanya mau mencicipi aneka makanan.
Lively              : Oh,,,
Chova            : Eh Dinda, aku bisa pinjem Lively bentar gak?
Dinda             : Iya boleh, lama juga gag apa-apa kug.,,hehehe. Ini aku juga mau kesana dulu.
Lively              : Oke deh Dinda.
Dinda pergi meninggalkan lively berdua dengan chova
Chova                        : Eh Liv, ke pinggir pantai situ yux.
Lively              : Oke.
Chova            : Emmm, Liv, ada yang mau aku omongin ke kamu.
Lively              : Serius amat sih, tinggal bilang aja kug.
Chova            : Iya Liv. Liv, aku sayang kamu. Aku pengen kamu jadi pacar aku, bukan hanya sekedar teman kamu. Apa kamu mau? (MENATAP LIVELY DAN MEMEGANG TANGAN LIVELY)
Lively              : (MENGANGGUK. CHOVA MENCIUM KENING LIVELY)
Sedangkan di kejauhan fadhal hanya melihat kejadian itu dengan rasa sakit dan dia baru sadar dia juga mencintai lively sudah sejak lama dan kini dia telah kehilangan lively.



BABAK V

            Beberapa hari kemudian di sekolahan, Fadhal terlihat berbeda tak seperti biasa. Hari ini guru membagikan kertas angket untuk pemilihan study tour. Terbagi dua kelompok nantinya akan ada yang ke Bali dan ada yang ke Jogja.

Pak Joko        : Anak-anak tolong kalian isi angket study tour kita, bagi yang memilih ke Bali, maka nanti dia ke Bali sedangkan yang ke Jogja nantinya akan ke Jogja. Terserah kalian lebih memilih mana yang menurut kalian lebih bermanfaat untuk study tour dan penulisan karya ilmiah kalian.
Siswa             : (SEREMPAK MENJAWAB BERSAMA) Iya pak.
Pak Joko        : Nanti kumpulkan angket tersebut ke meja bapak ya? Bapak mau ke ruang guru dulu.
Siswa             : Iya Pak.
Lively              : Chova kamu pilih ke mana?
Chova            : Jelas aku pilih ke Bali dunk. Kamu juga kan Liv?
Lively              : Emmm,,, Iya deh aku ikut ke Bali. (SAMBIL MENULISKAN PILIHAN DI KERTAS ANGKETNYA).
                        Eh, Fadhal kamu juga ke Bali kan?
Fadhal           : Aku tetap pada keinginan kita dulu dan mimpi kita ingin kemana. (PERGI MENINGGALKAN KELAS)
Lively              : Eh, Fadhal mau kemana kamu?
Chova            : Mau ke kamar mandi dulu kali sayang.
Lively              : Tapi kenapa dia akhir ini berubah ya sikapnya ke aku Chov?
Chova            : Mungkin dia sedang ada masalah. Kamu kan udah berteman dengan dia lama, coba nanti kamu tanya ke dia ada masalah apa.
Lively              : Iya Chov. Aku juga mau Fadhal pergi ke Bali bareng-bareng kita, aku gag mau pisah ama dia.
Chova            : Iya ntar kita bujuk dia ya,,,

BABAK VI

            Sore harinya di tepi laut, Fadhal sendirian duduk termenung di pinggir pantai. Memandang kosong ombak yang saling berkejaran. Lively yang melihat Fadhal dari kejauhan langsung mendekatinya.         

Lively              : (MENEPUK BAHU FADHAL DARI BELAKANG) Hey,,,
Fadhal           : (TETAP DIAM)
Lively              : Kamu kenapa sih? Akhir-akhir ini kamu jadi beda ama aku.            Emang aku salah apa ama kamu?
Fadhal           : Gimana rasanya kalo mimpi yang udah lama kita impikan dan akan terwujud tetapi harus dihancurkan padahal kesempatan itu ada di depan mata.
Lively              : Maksud kamu apa sih?
Fadhal           : Ya mungkin kamu udah lupa semua untuk mimpi kita ke jogja bareng.
Lively              : Ampun, jadi masalah itu tadi Dhal? Oke aku inget trus mimpi kita itu. Aku juga pengen banget ke Jogja tapi Chova gimana? Dia minta ke Bali. Kita kan udah janji kalo kita bertiga akan terus bersama dan menjaga persahabatan kita apapun yang terjadi.
Fadhal           : Iya aku tau itu, tapi apa aku harus yang mengalah ikut ke Bali? Kenapa dia yang tidak mengikuti kita ke Jogja?
Lively              : Aku tak ingin menyakiti mimpi dia Dhal,,, Kamu sendiri yang sering bilangin aku, kalo aku harus buat Chova bahagia karena dia sekarang hanya punya kakek neneknya dan kita.
Fadhal           : Iya, aku tau itu. Tapi……..
Lively              : Tapi pa?
Fadhal           : Gag, kamu pergi aja ke Bali bersama Chova. Aku akan tetap ke Jogja.
Lively              : Aku gag mau pisah ama kamu Dhal, aku pengen kita bareng-bareng trus.
Fadhal           : Kamu gag sendirian kug, ada Chova. Ada kalanya kita harus memilih.
Lively              : Tapi...
Fadhal           : Sssssstttt..... (MENEMPELKAN JARI TELUNJUKNYA DI BIBIR LIVELY).
                        Sudah lama aku memendam perasaan ini. Aku sebenarnya sayang ama kamu lebih dari sahabat, lebih dari kakak. Tapi aku takut kalau aku jujur dengan perasaanku ini, kamu jadi menjauh dari aku. Selamat ya udah nemuin cowok yang kamu pengenin. Memang sudah sepantasnya aku yang harus mengalah. Aku harusnya bahagia melihat kamu bahagia. Biarlah aku yang pergi dari kalian. (SAMBIL MEMEGANG TANGAN LIVELY, DIA MENETESKAN AIR MATA DAN BERANJAK PERGI MENINGGALKAN LIVELY).
Lively              : Dhal,,, aku……. (FADHAL SUDAH PERGI JAUH).
            Lively tanpa terasa juga meneteskan air mata. Dia merasa kehilangan Fadhal, sahabat terbaik yang sudah dia anggap kakak sendiri.
Lively              : Fadhal, kamu tau gag sih aku juga sayang banget sama kamu. Gag pernah rela kamu pergi jauh dari aku. Apa sayang aku berlebihan sebagai sahabat? Mungkin benar aku mencintaimu sejak kau menggenggam tanganku. Tapi aku gag mau merusak persahabatan kita. Aku ingin selalu ada kamu di samping aku. Chova, dia yang telah merubahnya dan kini aku juga benar-benar mencintai dia. Aku tak mau kehilangan Chova, sosok yang membuat hidupku lebih berwarna. Apa ini yang namanya pilihan? Harus memilih sahabat dan cinta pertama atau orang yang merubah kehidupanmu?

            Di kejauhan terlihat Chova yang memandang Lively dari jauh. Dia merasa serba bingung, dia tak ingin melukai perasaan Lively dan juga sahabatnya Fadhal. Chova sebenarnya sudah mengetahui jika Fadhal juga mencintai Lively, maka dulu dia meminta ijin kepada Fadhal terlebih dahulu. Tapi dia juga tak bisa membohongi dirinya jika dia juga mencintai Lively. Fadhal mengayuh sepedanya dengan perasaan kacau. Tidak menyangka jika dari arah berlawanan melaju mobil dengan kecepatan kencang.
            Duaaaarrrrrrrrr......
Kecelakaan tak terhindarkan lagi. Suara hantaman keras terdengar oleh Lively. Lively dan orang di sekitarnya pun berlari menuju ke tempat terjadinya kecelakaan.
           
Lively              : Fadhal,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, (MENANGIS HISTERIS DAN BERLARI MENUJU KE ARAH FADHAL YANG SUDAH TERBARING TAK SADAR BERLUMURAN DARAH).
Warga 1         : Ayo, cepat bawa ke rumah sakit.
Warga 2         : Ayo. Maaf mba, anda temannya kan? Ayo ikut ke Rumah Sakit.

            Di Rumah Sakit suasana terasa begitu tegang. Semuanya menunggu dan berharap dapat berita baik dari dokter yang sedang menangani Fadhal.
Chova            : Tenang Liv, Fadhal pasti selamat. Kita semua berdoa bersama saja. (MEMELUK LIVELY)
Lively              : Aku gag mau dia kenapa-kenapa. Aku sayang banget sama dia. Dia sahabatku dari kecil.
Chova                        : Semua sayang Fadhal Liv,,

            Tiba-tiba pintu ruang UGD terbuka dan keluarlah dokter.

Dokter            : Maaf, kami sudah berusaha sebisa kami tapi takdir berkata lain. Yang sabar ya.

Semua yang berada disitu terlihat begitu sedih. Bergegas menghampiri tubuh Fadhal yang tertutup penuh oleh kain putih dan diam tak bergerak. Lively pun makin tak kuasa membendung air matanya.
Lively              : Kamu kenapa diem aja Dhal? Hanya sampai disinikah mimpi kita untuk pergi ke jogja bersama?
Chova            : Udah Liv, jangan nangis lagi. Fadhal pasti gag suka liat kamu nangis.
Lively              : Maafkan aku Dhal. Maafkan aku sudah menghentikan mimpi kita untuk slalu bersama. Kalau saja waktu dapat diputar kembali, aku tidak akan melepaskan genggamanmu agar kamu tidak pergi dariku. (LIVELY JATUH PINGSAN)
Chova                        : Liv,,,, (MENGGENDONG LIVELY)
            Di dalam hati Chova pun menangis, dia begitu rindu Fadhal. Rasanya saat itu dia ingin sekali minta maaf karena dia merasa begitu bersalah. Dia yang sudah mengambil Lively dari Fadhal.
            Lively tersadar dan datang warga yang tadi ikut menolong Fadhal saat kecelakaan. Di tangannya terlihat menggenggam sesuatu.
Warga            : Mbak, ini benda yang tadi dipegang masnya saat kecelakaan. (MENYERAHKAN SEBUAH CINCIN YANG TERBUAT DARI RUMPUT LAUT KERING)
                        Tadi masnya terlihat terus memandangi cincin ini, sehingga dia tidak menghiraukan kendaraan yang datang dari arah berlawanan.
Lively              : (HANYA TERDIAM SAAT MENERIMA CINCIN ITU)
            Cincin itu adalah cincin yang mereka buat berdua saat bermain di pantai dan saling menceritakan keinginan dan mimpi mereka untuk pergi ke jogja bersama. Mereka juga berjanji akan terus bersama dan akan slalu menyimpan cincin itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar